eliminasi urine

  1. Sistem Tubuh yang Berperan dalam Eliminasi Urine

Sistem Tubuh yang Berperan dalam Eliminasi Urine eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Saluran perkemihan dilapisi membran mukosa, dimulai dari meatus uretra hingga ginjal. Meskipun mikroorganisme secara normal tidak ada yang bisa melewati uretra bagian bawah, namun membran mukosa ini pada keadaan patologis yang terus menerus akan menjadikannya sebagai media yang baik untuk pertumbuhan beberapa patogen.

proses urine

Proses Berkemih

Kemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Jika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi kurang 450 cc (pada orang dewasa) dan 200-250 cc (pada anak-anak). Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang dapat menimbulkan rangsangan pada saraf-saraf di dinding vesika urinaria. Kemudian ,sangan tersebut diteruskan melalui medulla spinalis ke pusat pengontrol yang terdapat di korteks serebral. Selanjutnya otak memberikan impuls/rangsangan melalui medulla spinalis ke neuromotoris di daerah sakra;, kemudian terjadi koneksasi otot detrusor dan relaksasi otot sfingter internal. Urine dilepaskan dari vesika urinaria, tetapi masih tertahan sfingter eksternal. Jika waktu dan tempat memungkinkan akan menyebabkan relaksasi sfingter eksternal dan kemungkinan dikeluarkan (berkemih).

 

Komposisi Urine:

  1. Air (96”0).
  2. Larutan (4 °Xa).
  3. Larutan organik: Urea, ammonia, kreatin, dan asam nitrat Urea.
  4. Larutan anorganik Natrium (sodium), klorida, kalium lpasium, sulfat, magnesium,                                          fosfor. Natrium klorida merupakan gararn anorganik yang paling banyak.

 

 

  1. Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine

 

Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Eliminasi Urine yaitu:

  1. Diet dan Asupan (intake)

Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang memengaruhi output urine (jumlah urine). Protein dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk. Selain itu, juga dapat meningkatkan pembentukan urine.

  1. Respons Keinginan Awal untuk Berkemih

Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak tertahan di dalam urinaria sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah urine.

  1. Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi dalam kaitannya terhadap tersedianva fasilitas toilet.

  1. Stres Psikologis

Meningkatnya stres dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.

  1. Tingkat Aktivitas

Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk fungsi sfingter. Hilangnya tonus otot vesika urinaria menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun dan kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktivitas.

  1. Tingkat Perkembangan

Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi pola berkemih. I-Ial tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih memiliki mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil. Namun dengan usia kemampuan dalam mengontrol buang air kecil.

  1. Kondisi Penyakit

Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabetes melitus.

  1. Sosiokultural

Budaya dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti adanya kultur pada masyarakat tertentu yang meaarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.

  1. Kebiasaan Seseorang

Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di mengalamikesulitan untuk berkemih dengan melalui urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit.

  1. Tonus Otot

Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses berkemih adalah otioti kandung kemih, otot abdomen dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi pengontirolan pengeluaran urine.

  1. Pembedahan

Efek pembedahan dapat menye;babkan penurunan pemberian obat anestesi menurunkan filtrasi glomerulus yang dapat jumlah produksi urine karena dampak dari penurunan proses perkemihan.

  1. Pengobatan

Misalnya pemberian diure;tik dapat meningkatkan jumlah urine, sedangkan pemberian obat antikolinergik dan antihipertensi dapat menyebabkan retensi urine.

 

 

  1. Pemeriksaan Diagnostik

khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran kemih seperti IVY (intra uenus pyelogram), yang dapat membatasi jumlah asupan sehingga mengurangi produksi urine. Selain itu tindakan sistoskopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra yang dapat mengganggu pengeluaran urine.

 

 

  1. Masalah-masalah dalam Eliminasi Urine

Masalah-masalahnya adalah : retensi, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola urine (frekuensi, keinginan (urgensi), poliurine dan urine suppression.

  • Retensi

Yaitu adanya penumpukan urine didalam kandung kemih dan ketidak sanggupan kandung kemih untuk mengosongkan diri.sehingga menyebabkan distensi kandung kemih danNormal urine berada di kandung kemih 250 – 450 ml. Urine ini merangsang refleks untuk berkemih.

  • Inkontinensi urine

Yaitu ketidaksanggupan sementara atau permanen otot sfingter eksterna untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih. Jika kandung kemih dikosongkan secara total selama inkontinensmaka terjadi inkontinensi komplit. Jika kandung kemih tidak secara total dikosongkan selama inkontinensi maka terjadi inkontinensi sebagian.

  • Enuresis

Biasanya sering terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi pada malam hari yang di sebut nocturnal enuresis. Biasanya dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.

 

Perubahan pola berkemih

  • Frekuensi

Ø  Normal, meningkatnya frekuensi berkemih, karena meningkatnya cairan.

Ø   Frekuensi tinggi tanpa suatu tekanan intake cairan dapat diakibatkan karena cystitis.

Ø   Frekuensi tinggi pada orang stress dan orang hamil.

Ø   Canture / nokturia — meningkatnya frekuensi berkemih pada malam hari, tetapi ini tidak akibat meningkatnya intake cairan

  • Urgency

Ø  Adalah perasaan seseorang untuk berkemih.

Ø   Sering seseorang tergesa-gesa ke toilet takut mengalami inkontinensi jika tidak berkemih.

Ø   Pada umumnya anak kecil masih buruk kemampuan mengontrol sfingter eksternal.

  • Dysuria

Ø  Adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih.

Ø  Dapat terjadi karena : striktura urethra, infeksi perkemihan, trauma pada kandung kemih dan urethra.

  • Polyuria

Ø  Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2.500 ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake cairan.

Ø   Dapat terjadi karena : DM, defisiensi ADH, penyakit ginjal kronik

Ø  Tanda-tanda lain adalah : polydipsi, dehidrasi dan hilangnya berat badan.

  • Urinari suppresi

Ø  Adalah berhenti mendadak produksi urine

Ø  Secara normnal urine diproduksi oleh ginjal secara terus menerus pada kecepatan 60 – 120 ml/jam (720 – 1440 ml/hari) dewasa

Ø  Keadaan dimana ginjal tidak memproduksi urine kurang dari 100 ml/hari disanuria.

Ø   Produksi urine abnormal dalam jumlah sedikit oleh ginjal disebut oliguria misalnya 100 – 500 ml/hari.

Ø   Penyebab anuria dan oliguria : penyakit ginjal, kegagalan jantung, luka bakar dan shock.

 

Kesimpulan

Sistem Tubuh yang Berperan dalam Eliminasi Urine eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Saluran perkemihan dilapisi membran mukosa, dimulai dari meatus uretra hingga ginjal. Meskipun mikroorganisme secara normal tidak ada yang bisa melewati uretra bagian bawah, namun membran mukosa ini pada keadaan patologis yang terus menerus akan menjadikannya sebagai media yang baik untuk pertumbuhan beberapa patogen.

Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Eliminasi Urine yaitu: Diet dan Asupan (intake), Respons Keinginan Awal untuk Berkemih, Gaya Hidup, Stres Psikologis,Tingkat Aktivitas, Tingkat Perkembangan, Kondisi Penyakit, Sosiokultural, Kebiasaan Seseorang, Tonus Otot, Pembedahan, Pengobatan, Pemeriksaan Diagnostik.

Masalah-masalah dari Eliminasi Urine yaitu berupa retensi, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola urine (frekuensi, keinginan (urgensi), poliurine dan urine suppression.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

  1. Harnawati . 2008. konsep dasar pemenuhan kebutuhan eliminasi urine.wordpress.(http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/17/konsep-dasar-pemenuhan-kebutuhan-eliminasi-urine/, di akses 1 Maret 2010)

 

 

  1. Ikhzza. 2010. faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine. Askep-askeb. (http://askep-askeb.cz.cc/2010/02/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html#ixzz0gtqhxi5r

http://askep-askeb.cz.cc/2010/02/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html, di akses 1 Maret 2010)